Hosteltrotamundos

The best place you will find in Costa Rica to start or to finish your holidays in this exiting country full of surprices.

Petualangan Mendaki Gunung

Petualangan Mendaki Gunung – Mendaki gunung sama dengan aktivitas petualangan lainnya yang merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu membutuhkan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Yang berbeda dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilaksanakan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sebenarnya bukan habitat manusia, lebih-lebih anak kota.

Pendaki yang baik jelas terdapatnya bahaya yang akan menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya yang obyektif yakni bahaya yang singgah berasal dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, terdapatnya hujan tanpa area berteduh, kecuraman permukaan yang dapat mengakibatkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat berbahaya berikut tidak dapat diubah manusia. https://beachclean.net/

Petualangan Mendaki Gunung

Cuma saja, kerap kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung kondang dan “mudah” didaki, layaknya Gede, Pangrango atau Salak. Mengakibatkan, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tak jarang di antara tubuh mereka cuma berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.

Walau tak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi efek negatifnya. Misalnya dengan membawa busana hangat dan jaket tebal untuk menjaga diri berasal dari dinginnya udara. Membawa tenda supaya menjaga diri berasal dari hujan misalnya berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.

Di samping itu bahaya subyektif datangnya berasal dari diri orang itu sendiri, yakni seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia itu memadai sehat, memadai kuat, pengetahuannya mengenai peta kompas memadai (karena tidak tersedia rambu-rambu lantas lintas di gunung), dan sebagainya.

Risiko berasal dari mendaki gunung yang tinggi, tidak halangi para pendaki untuk selamanya melanjutan pendakian, sebab Zuckerma memperlihatkan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker yang menganggap dan terima risiko sebagai nilai atau harga berasal dari suatu hal yang didapatkan berasal dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan berikut membentuk self-esteem.

Berbagai pengalaman ini selanjutnya mengundang perasaan individu mengenai dirinya, baik perasaan positif maupun perasaan negatif. Perjalanan dalam pendakian yang dilaksanakan oleh para pendaki membuahkan pengalaman, yakni pengalaman kesuksesan dan berhasil mendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Keberhasilan yang merupakan faktor penunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan anggota berasal dari pengalaman para pendaki dalam mendaki gunung.

Fenomena yang berlangsung yakni apakah mendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkan self-esteem mereka? Berikutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunung bisa saja memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Dikarenakan pengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berwujud kesuksesan maupun kegagalan.

Persiapan mendaki gunung

Petualangan Mendaki Gunung

Persiapan yang lazim untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.

Kesiapan mental.

Mental amat berpengaruh, sebab jikalau mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi dapat saja berlangsung sebaliknya.

– Kesiapan fisik.

Beberapa latihan fisik yang kudu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan .

Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kekuatan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selamanya kita malah berasal dari waktu sebelumnya. Latihan yang lainnya dapat saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kekuatan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.

– Kesiapan administrasi.

Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.

– Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan.

Pengetahuan supaya dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang kudu bagi pendaki merupakan pengetahuan mengenai navigasi darat, survival dan juga EMC [emergency medical care] praktis.

Perencanan pendakian.

Perihal pertama yang ahrus dilaksanakan adalah mencari informasi. Supaya mendapatkan data-data kita dapat mendapatkan berasal dari literatur- literatur yang berwujud buku-buku atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau berasal dari orang-orang yang pernah jalankan pendakian terhadap objek yang akan kita tuju. Tak keliru termasuk misalnya meminta informasi berasal dari masyarakat setempat atau siapa saja yang jelas mengenai uraian medan lokasi yang akan kita daki.

Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detil dan rinci, yang berisi mengenai area mana yang dituju, berapa lama aktivitas berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang kudu dibawa, perkiraan ongkos perjalanan, bagaimana mencapai area tersebut, dan juga prosedur pengurusan ijin mendaki di area tersebut. Lalu susunlah ROP secara detil dan sedetail mungkin, mulai berasal dari rincian waktu sebelum akan aktivitas sampai dengan sesudah kegiatan. Aturlah proporsi job dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), memastikan kapan waktu makan, kapan kudu istirahat, dan sebagainya.

Sebelum Mendaki Gunung: Beberapa Hal yang Harus Diingat

Sebelum lebih ke didalam intinya (re: tips mendaki gunung), sedikit ‘basa-basi’ lagi, dan sekali ulang bukan maksud untuk menggurui, inilah sebagian perihal yang kudu diingat sebelum mendaki gunung.

Petualangan Mendaki Gunung

1. Jangan membuat keputusan untuk naik gunung cuma dikarenakan ajakan teman, gengsi, demi foto-foto keren untuk Instagram dan sarana sosial lain, dan hal-hal serupa lainnya.

2. Hindari untuk menuai bunga Edelweiss dan beraneka ‘perabotan’ alam lain yang tidak kudu diganggu, yang tentu bakal kamu temukan selama mendaki nantinya.

3. Pikirkan bagaimana kelemahan fisikmu, penyakit, dan kapan datang bulan. Bila merasa tak memungkinkan untuk mendaki, jangan mendaki.

Walau telah membeli tiket, mempersiapkan segala perlengkapan, dan sudah janji dengan rombongan, jika memang tidak bisa ya jangan dipaksakan.

Jelaskan bagaimanakondisimu kepada teman-teman rombonganmu, mereka pasti mengerti.

4. Pastikanlah kamu tak mendaki sendirian. Masuk ke dalam rombongan atau punya beberapa teman pendaki selama melakukan pendakian akan jauh lebih berpengaruh dari segi keselamatan, motivasi, dan segi survival lainnya.

Walaupun mendaki sendirian tidak sepenuhnya berbahaya, ada baiknya kamu memiliki minimal seorang teman pendaki yang mendaki bersamamu.

5. Kumpulkanlah berbagai informasi tentang gunung yang akan didaki sebanyak-banyaknya. Walaupun kamu akan di-briefing sebelum mendaki nantinya, ini akan membuatmu jauh lebih siap dari segi pengetahuan tentang medan, jalur, tingkat keterjalan, waktu tempuh, jarak antar pos, dan sebagainya. Ini pastinya akan sangat berharga bagi kamu pribadi selama pendakian.

6. Gunung bukanlah tempat sampah. Bawa turun sampahmu! Dalam basecamp maupun di jalur pendakian tertentu selalu disediakan tempat untuk membuang sampah sisa-sisa pendakian. Manfaatkanlah hal itu untuk membuang sampahmu selama pendakian.

Siapkan minimal plastik atau trash bag untuk menampung sampahmu, dan bawa turun setelah selesai mendaki.

7. Kenali cuaca. Waktu yang mungkin paling tepat untuk mendaki adalah sekitar bulan Juni-Agustus. Akan tetapi akan tergantung juga tiap tahunnya.

Musim hujan dan kemarau sebetulnya punya risiko yang sama, namun lebih direkomendasikan ketika cuaca cerah dan tidak terlalu kemarau serta ketika tidak musim hujan.

8. Lewatkan informasi mengenai kisah-kisah mistis di gunung yang akan didaki. Bila kamu tidak parno-an atau paranoid, lewatkan juga poin ini.

9. Mendaki bersama minimal satu orang yang sudah lebih sering mendaki atau sudah berpengalaman. Dia akan sangat membantu, percayalah.

10. Ada baiknya untuk mencari tahu segala kekurangan, dan bagaimana cara memperbaikinya. Jogging, jalan santai, dan olahraga lain akan sangat membantu meningkatkan stamina dan melatih pergerakan tubuh. Sediakan juga obat-obatan yang dibutuhkan jika kamu gampang sakit dan Lelah.

Back to top